7 Letusan Gunung Merapi Terdsyat di Indonesia, Indonesia memang dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki sejumlah gunung berapi aktif mulai dari Sabang sampai Merauke. Bahkan deretan gunung api di Indonesia disebut dengan cincin api, lantaran dikelilingi bahaya letusan gunung berapi. Menurut catatan sejarah ada beberapa gunung berapi di Indonesia yang letusannya pernah sampai membuat seluruh penjuru dunia merana. Mau tahu gunung apa saja?
Berikut Letusan Gunung Merapi Terdsyat di Indonesia, ada juga sampai menguncang Dunia
Letusan gunung krakatau purba yang terjadi pada ratusan ribu tahun lalu tersebut, menghancurkan dan menenggelamkan 2/3 bagian krakatau purba. Akibat letusan tersebut, menyisakan 3 pulau, yaitu Pulau Rakata, Pulang Panjang, dan Pulau Sertung. Pertumbuhan lava yang terjadi didalam kaldera rakata membentuk 2 pulau vulkanik baru, yaitu Danan dan Perbuatan.
Pada tanggal 27 Agustus 1883, terjadi letusan mahadahsyat (skala VEI/Volcano Eruption Index = 6.0) yang menghancurkan 60% tubuh krakatau di bagian tengah sehingga terbentuk lubang kaldera sepanjang 7 km dan menyisakan 3 pulau kecil, yaitu Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang.
Letusan krakatau tersebut dapat terdengar hingga 4600 km. Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencapai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru.
Dampak dari letusan gunung krakatau adalah tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang dan menimbulkan tsunami. Aktivitas gunung krakatau dimulai sejak tiga bulan sebelumnya. “Terjadilah letusan yang amat dahsyat, gumpalan abu menyembur ke udara setinggi 70 kilometer, dibarengi dengan tsunami. Ombak setinggi 40 meter menyapu habis pantai sebelah Sumatra dan Jawa di kawasan selat Sunda.
Pada tanggal 10 April 1815 Tambora meletus secara dahsyat dan mengeluarkan material yang tercatat sebagai letusan terbesar yang pernah terjadi di dunia. Akibat letusan ini tahun 1816 tercatat sebagai “tahun tanpa musim panas” di Eropa dan Amerika Utara, akibat debu dan partikel vulkanik yang terlempar ke lapisan atmosfer menghalangi cahaya matahari.
Letusan ini telah menimbulkan anomali temperatur global, hingga temperatur turun sekitar tiga derajat celcius (pendinginan global) dan menghancurkan panenan dan menimbulkan kelaparan besar di berbagai negara, termasuk Amerika Utara, Tiongkok, India dan Eropa.
Dampak lanjutan erupsi Tambora dan telah menyebabkan penyebaran penyakit tipus dan disentri yang dipercaya telah merenggut korban jiwa di Eropa hingga 200 ribu orang pada periode 1816-1819.
Letusan Tambora dicatat dalam skala tujuh pada skala Volcanic Explosivity Index, mengeluarkan material vulkanik 160 km kubik (38 cu mi) yang empat kali lebih kuat dari letusan Krakatau tahun 1883. Sebelum meletus tinggi Tambora diperkirakan 4.300 mdpl, setelah meletus tinggi gunung terpangkas menjadi 2.851 mdpl dan meninggalkan kaldera berukuran 6-7 km berkedalaman 600-700 meter.
Tinggi asap letusan ini mencapai hingga 43 kilometer di stratosfir dan menyebabkan langit berwarna oranye merah. Letusan Tambora mengeluarkan sulfur oksida yang menghalangi cahaya matahari (sunlight blocked).
Suara guruh akibat letusan dilaporkan terdengar hingga ke Ternate, Batavia, Makassar bahkan hingga ke Sumatera. Tsunami akibat letusan Tambora tercatat di beberapa kepulauan Indonesia, termasuk semenanjung Sanggar di Sumbawa, Maluku hingga wilayah Jawa Timur.
Tanguy et al (1998) menganalisis angka kematian langsung letusan Tambora sekitar 11.000 dan 49.000 korban lain akibat kelaparan termasuk kelaparan yang terjadi di Bali dan Jawa Timur. Sedangkan Oppenheimer (2003) menyebutkan total kematian akibat bencana Tambora adalah 71.000.
Gunung Toba adalah gunung api raksasa (super volcano) yaitu gunung aktif dalam kategori sangat besar, diperkirakan meletus terakhir sekitar 74.000 tahun lalu.
Letusan Gunung Tambora jika dibandingkan dengan letusan maha dahsyat Gunung Toba ini, maka Gunung Tambora tidaklah ada apa-apanya. Apalagi jika dibandingkan dengan letusan Gunung Kratakau yang kalah jauh dengan Gunung Tambora.
Berawal dari letusan pertama yang terjadi sekitar 800 ribu tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea.
Letusan kedua yang memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol.
Dari dua letusan ini, letusan ketiga adalah letusan yang paling dahsyat. Letusan ketiga 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba seperti sekarang ini dengan Pulau Samosir di tengahnya.
Letusan Gunung Toba yang ketiga ini memang luar biasa dahsyatnya bahkan bisa disebut kiamat di zaman purba. Letusan ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah di alami di bumi sejak masa dimana manusia bisa berjalan tegak, bahkan Gunung Krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883 hanyalah sebuah sendawa kecil. Padahal Gunung Krakatau memiliki daya ledak setara dengan 150 megaton TNT.
Letusan Gunung Toba merupakan letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di Planet Bumi ini dan hampir memusnahkan generasi umat manusia, letusan dari supervolcano di Indonesia ini di ibaratkan layaknya kiamat di zaman purba karena hampir memusnahkan seluruh umat manusia di zamannya, Waktu terjadinya peristiwa itu hanya sedikit manusia yang selamat.
Kedahsyatan letusan gunung Toba memang sangat terkenal dan merupakan 3 besar letusan volcano terdahsyat di planet bumi dan dikabarkan juga matahari sampai tertutup selama kurang lebih 6 tahun lamanya.
Gunung Samalas memiliki ketinggian 4200 m. Gunung ini meletus lebih Dahsyat dari Tambora & Krakatau. Saking dasyatnya, Abu letusannya dapat ditemui di dua kutub bumi yaitu kutub selatan dan kutub utara.
Menurut catatan kuno, letusan gunung ini menjadi penyebab runtuhnya kerajaan Lombok pada abad ke 13. Sekarang gunung samalas hanya meninggalkan kawah yang saat ini disebut sebagai Danau Segara Anak yang terdapat di gunung Rinjani.
Salah satu misteri bencana besar dalam sejarah mungkin telah terpecahkan yaitu kasus letusan gunung berapi terbesar dalam 3.700 tahun terakhir.
Terjadi sekitar hampir 800 tahun yang lalu, letusan ini telah tercatat, dan kemudian terlupakan, dan mungkin juga telah menciptakan sebuah "Pompeii dari Timur", yang mungkin terkubur dan menunggu untuk ditemukan di sebuah pulau di Indonesia.
Letusan gunung berapi tersebut melepaskan 40 kilometer kubik puing ke langit hingga setinggi 43 kilometer, menghasilkan hujan abu yang menetap di seluruh dunia.
Di dekat gunung itu sendiri, menumpuk endapan tebal yang dikumpulkan oleh tim di lebih dari 130 tempat untuk menghasilkan gambaran stratigrafi dan sedimentologis dari cara letusan tersebut terjadi
Gunung Kelud adalah gunung api tipe A di Jawa Timur yang sangat aktif dengan letusannya didominasi oleh letusan eksplosif cukup kuat baik yang terjadi pada pra sejarah maupun dalam masa sejarah manusia untuk menghasilkan endapan-endapan freatik, freatomagmatik, aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik di sekitarnya.
Sejak tahun 1300 Masehi, gunung ini tercatat aktif meletus dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek (9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api yang berbahaya bagi manusia.
Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia.
Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.
Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh Pulau Jawa diselubungi abu vulkanik. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusan terdahsyatnya terjadi di tahun 1930 yang menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
Gunung Agung ialah gunung tertinggi di Pulau Bali dengan ketinggian 3.142 mdpl (meter di atas permukaan laut). Ketika meletus, gunung itu menewaskan ribuan orang (1.148 orang, data Departemen Pekerjaan Umum) dan merusak berbagai bangunan termasuk Taman Ujung yang terkenal dengan istana airnya.
Gunung Agung terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Gunung itu adalah gunung api bertipe strato, memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam yang kadang-kadang melepaskan asap dan uap air.
Sebelum terjadi letusan puncak pada 17 Maret 1963, Gunung Agung menampakkan aktivitasnya pada 18 Februari 1963. Disebutkan, warga mendengar suara letusan dan awan tersembur ke udara dari puncak gunung. Kemudian pada 24 Februari 1963, lahar mulai turun di bagian utara gunung, dan meluncur sejauh 7 kilometer selama 20 hari.
Puncaknya letusan pada 17 Maret 1963, Gunung memuntahkan abu vulkanik sejauh 10 kilometer ke udara. Desa-desa rusak, dan seribuan orang meninggal. Pada 16 Mei 1963, letusan kembali terjadi dan menewaskan sekitar 200 orang. Rangkaian aktivitas Gunung Agung terjadi hingga 1964. Menurut catatan, letusan terakhir terjadi pada 26 Januari 1964, setelah itu aktivitas Gunung Agung tak terlihat lagi.
Sebelumnya letusan 1963-1964, Gunung Agung pernah meletus pada 1808, 1821, 1843, 1908, 1915, dan 1917. (Media Indonesia/wikipedia/beritabali).
Berikut Letusan Gunung Merapi Terdsyat di Indonesia, ada juga sampai menguncang Dunia
1 Gunung Krakatau
Letusan gunung krakatau purba yang terjadi pada ratusan ribu tahun lalu tersebut, menghancurkan dan menenggelamkan 2/3 bagian krakatau purba. Akibat letusan tersebut, menyisakan 3 pulau, yaitu Pulau Rakata, Pulang Panjang, dan Pulau Sertung. Pertumbuhan lava yang terjadi didalam kaldera rakata membentuk 2 pulau vulkanik baru, yaitu Danan dan Perbuatan.
Pada tanggal 27 Agustus 1883, terjadi letusan mahadahsyat (skala VEI/Volcano Eruption Index = 6.0) yang menghancurkan 60% tubuh krakatau di bagian tengah sehingga terbentuk lubang kaldera sepanjang 7 km dan menyisakan 3 pulau kecil, yaitu Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang.
Letusan krakatau tersebut dapat terdengar hingga 4600 km. Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencapai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru.
Dampak dari letusan gunung krakatau adalah tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang dan menimbulkan tsunami. Aktivitas gunung krakatau dimulai sejak tiga bulan sebelumnya. “Terjadilah letusan yang amat dahsyat, gumpalan abu menyembur ke udara setinggi 70 kilometer, dibarengi dengan tsunami. Ombak setinggi 40 meter menyapu habis pantai sebelah Sumatra dan Jawa di kawasan selat Sunda.
2 Gunung Tambora
Pada tanggal 10 April 1815 Tambora meletus secara dahsyat dan mengeluarkan material yang tercatat sebagai letusan terbesar yang pernah terjadi di dunia. Akibat letusan ini tahun 1816 tercatat sebagai “tahun tanpa musim panas” di Eropa dan Amerika Utara, akibat debu dan partikel vulkanik yang terlempar ke lapisan atmosfer menghalangi cahaya matahari.
Letusan ini telah menimbulkan anomali temperatur global, hingga temperatur turun sekitar tiga derajat celcius (pendinginan global) dan menghancurkan panenan dan menimbulkan kelaparan besar di berbagai negara, termasuk Amerika Utara, Tiongkok, India dan Eropa.
Dampak lanjutan erupsi Tambora dan telah menyebabkan penyebaran penyakit tipus dan disentri yang dipercaya telah merenggut korban jiwa di Eropa hingga 200 ribu orang pada periode 1816-1819.
Letusan Tambora dicatat dalam skala tujuh pada skala Volcanic Explosivity Index, mengeluarkan material vulkanik 160 km kubik (38 cu mi) yang empat kali lebih kuat dari letusan Krakatau tahun 1883. Sebelum meletus tinggi Tambora diperkirakan 4.300 mdpl, setelah meletus tinggi gunung terpangkas menjadi 2.851 mdpl dan meninggalkan kaldera berukuran 6-7 km berkedalaman 600-700 meter.
Tinggi asap letusan ini mencapai hingga 43 kilometer di stratosfir dan menyebabkan langit berwarna oranye merah. Letusan Tambora mengeluarkan sulfur oksida yang menghalangi cahaya matahari (sunlight blocked).
Suara guruh akibat letusan dilaporkan terdengar hingga ke Ternate, Batavia, Makassar bahkan hingga ke Sumatera. Tsunami akibat letusan Tambora tercatat di beberapa kepulauan Indonesia, termasuk semenanjung Sanggar di Sumbawa, Maluku hingga wilayah Jawa Timur.
Tanguy et al (1998) menganalisis angka kematian langsung letusan Tambora sekitar 11.000 dan 49.000 korban lain akibat kelaparan termasuk kelaparan yang terjadi di Bali dan Jawa Timur. Sedangkan Oppenheimer (2003) menyebutkan total kematian akibat bencana Tambora adalah 71.000.
3 Gunung Toba Purba
Gunung Toba adalah gunung api raksasa (super volcano) yaitu gunung aktif dalam kategori sangat besar, diperkirakan meletus terakhir sekitar 74.000 tahun lalu.
Letusan Gunung Tambora jika dibandingkan dengan letusan maha dahsyat Gunung Toba ini, maka Gunung Tambora tidaklah ada apa-apanya. Apalagi jika dibandingkan dengan letusan Gunung Kratakau yang kalah jauh dengan Gunung Tambora.
Berawal dari letusan pertama yang terjadi sekitar 800 ribu tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea.
Letusan kedua yang memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol.
Dari dua letusan ini, letusan ketiga adalah letusan yang paling dahsyat. Letusan ketiga 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba seperti sekarang ini dengan Pulau Samosir di tengahnya.
Letusan Gunung Toba yang ketiga ini memang luar biasa dahsyatnya bahkan bisa disebut kiamat di zaman purba. Letusan ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah di alami di bumi sejak masa dimana manusia bisa berjalan tegak, bahkan Gunung Krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883 hanyalah sebuah sendawa kecil. Padahal Gunung Krakatau memiliki daya ledak setara dengan 150 megaton TNT.
Letusan Gunung Toba merupakan letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di Planet Bumi ini dan hampir memusnahkan generasi umat manusia, letusan dari supervolcano di Indonesia ini di ibaratkan layaknya kiamat di zaman purba karena hampir memusnahkan seluruh umat manusia di zamannya, Waktu terjadinya peristiwa itu hanya sedikit manusia yang selamat.
Kedahsyatan letusan gunung Toba memang sangat terkenal dan merupakan 3 besar letusan volcano terdahsyat di planet bumi dan dikabarkan juga matahari sampai tertutup selama kurang lebih 6 tahun lamanya.
4 Gunung Samalas
Gunung Samalas memiliki ketinggian 4200 m. Gunung ini meletus lebih Dahsyat dari Tambora & Krakatau. Saking dasyatnya, Abu letusannya dapat ditemui di dua kutub bumi yaitu kutub selatan dan kutub utara.
Menurut catatan kuno, letusan gunung ini menjadi penyebab runtuhnya kerajaan Lombok pada abad ke 13. Sekarang gunung samalas hanya meninggalkan kawah yang saat ini disebut sebagai Danau Segara Anak yang terdapat di gunung Rinjani.
Salah satu misteri bencana besar dalam sejarah mungkin telah terpecahkan yaitu kasus letusan gunung berapi terbesar dalam 3.700 tahun terakhir.
Terjadi sekitar hampir 800 tahun yang lalu, letusan ini telah tercatat, dan kemudian terlupakan, dan mungkin juga telah menciptakan sebuah "Pompeii dari Timur", yang mungkin terkubur dan menunggu untuk ditemukan di sebuah pulau di Indonesia.
Letusan gunung berapi tersebut melepaskan 40 kilometer kubik puing ke langit hingga setinggi 43 kilometer, menghasilkan hujan abu yang menetap di seluruh dunia.
Di dekat gunung itu sendiri, menumpuk endapan tebal yang dikumpulkan oleh tim di lebih dari 130 tempat untuk menghasilkan gambaran stratigrafi dan sedimentologis dari cara letusan tersebut terjadi
5 Gunung Kelud
Gunung Kelud adalah gunung api tipe A di Jawa Timur yang sangat aktif dengan letusannya didominasi oleh letusan eksplosif cukup kuat baik yang terjadi pada pra sejarah maupun dalam masa sejarah manusia untuk menghasilkan endapan-endapan freatik, freatomagmatik, aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik di sekitarnya.
Sejak tahun 1300 Masehi, gunung ini tercatat aktif meletus dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek (9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api yang berbahaya bagi manusia.
Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.
Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung kembali meningkat aktivitasnya.
Letusan di 1919, termasuk yang paling mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa, merusak sampai 15.000 ha lahan produktif karena aliran lahar mencapai 38 km, meskipun di Kali Badak telah dibangun bendung penahan lahar pada tahun 1905.
Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari, yaitu 10 Februari 1990 hingga 13 Maret 1990. Pada letusan ini, Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik. Lahar dingin menjalar sampai 24 kilometer dari danau kawah melalui 11 sungai yang berhulu di gunung itu.
Letusan ini sempat menutup terowongan Ampera dengan material vulkanik. Proses normalisasi baru selesai 1994.
6 Gunung Merapi
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia.
Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.
Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh Pulau Jawa diselubungi abu vulkanik. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusan terdahsyatnya terjadi di tahun 1930 yang menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
7 Gunung Agung
Gunung Agung ialah gunung tertinggi di Pulau Bali dengan ketinggian 3.142 mdpl (meter di atas permukaan laut). Ketika meletus, gunung itu menewaskan ribuan orang (1.148 orang, data Departemen Pekerjaan Umum) dan merusak berbagai bangunan termasuk Taman Ujung yang terkenal dengan istana airnya.
Gunung Agung terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Gunung itu adalah gunung api bertipe strato, memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam yang kadang-kadang melepaskan asap dan uap air.
Sebelum terjadi letusan puncak pada 17 Maret 1963, Gunung Agung menampakkan aktivitasnya pada 18 Februari 1963. Disebutkan, warga mendengar suara letusan dan awan tersembur ke udara dari puncak gunung. Kemudian pada 24 Februari 1963, lahar mulai turun di bagian utara gunung, dan meluncur sejauh 7 kilometer selama 20 hari.
Puncaknya letusan pada 17 Maret 1963, Gunung memuntahkan abu vulkanik sejauh 10 kilometer ke udara. Desa-desa rusak, dan seribuan orang meninggal. Pada 16 Mei 1963, letusan kembali terjadi dan menewaskan sekitar 200 orang. Rangkaian aktivitas Gunung Agung terjadi hingga 1964. Menurut catatan, letusan terakhir terjadi pada 26 Januari 1964, setelah itu aktivitas Gunung Agung tak terlihat lagi.
Sebelumnya letusan 1963-1964, Gunung Agung pernah meletus pada 1808, 1821, 1843, 1908, 1915, dan 1917. (Media Indonesia/wikipedia/beritabali).